Keadaan Keadaan Demografis, Geografis, dan Ekonomi di Cina pada Abad 21 Masehi
Negara China
merupakan negara yang juga disebut dengan tirai bambu. China selalu mengalami
dinamika atau perkembangan pada berbagai aspek. Misalkan pada pembangunan
fisik, kemajuan ekonomi, hingga kehidupan sosial budayanya. Hal tersebut dapat
dirangkum dalam tiga sub pembahasan dalam bidang Demografis, Geografis, dan
Ekonomi yang ada diuraikan satu persatu pada penjelasan dibawah ini.
Republik Rakyat
Cina memandang dirinya sebagai multi-etnis dengan sebanyak 56 etnis yang
diakui. Akan tetapi, yang mendominasi dari sebagian dari multi-etnis tersebut
adalah etnis Han yang menyusun hampir 93% dari populasi yang ada sehingga
menguasai hampir setengah daerah Cina. Penduduk bangsa Han adalah etnis yang
heterogen, atau dapat dikatakan sebagai kumpulan berbagai etnik yang
menggunakan budaya dan bahasa yang sama. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
China dan dianggap sebagai satu bahasa atau keluarga bahasa. Sedangkan
subdevisi terbesar dari bahasa China adalah bahasa Mandarin. Versi bahasa
Mandarin yang dalam dialek Beijing disebut dengan Putonghua. Bahasa ini
diajarkan di sekolah dan juga digunakan sebagai bahasa resmi negara China.
Pada tahun 1949
telah terjadi revolusi Komunis di negara Cina yang menjadikan 59 persen
penduduknya menganut paham ateis. Akan tetapi, penduduk yang 33 persen dari
mereka masih menganut kepercayaan tradisi atau gabungan dari kepercayaan Budha
dan Taoisme. Penganut terbesar agama di negara ini adalah Budha aliran Mahayana
yang berjumlah 100 juta orang. Selain itu juga ada yang menganut Budha
Therawadha dan Budha Tibet yang telah diamalkan oleh golongan monoritas etnis
di perbatasan barat laut negara ini. Diperkirakan ada 18 juta penduduk Islam
(kebanyaan Sunni) dan 14 Juta Kristen (4 Juta Katolik dan 10 Juta Protestan) di
negara ini.
Negara Cina
telah lama mengalami masalah di bidang kependudukan. Dalam usaha membatasi
perkembangan populasi penduduk, pemerintah Cina telah mengambil kebijakan
dengan membatasi keluarga di perkotaan (etnis minoritas, seperti Tibet
dikecualikan) menjadi satu anak sedangkan di pedalaman dua anak (anak pertama
adalah perempuan). Akan tetapi, karena lelaki dianggap lebih memiliki nilai
ekonomis di wilayah pedesaan maka muncullah insiden tinggi mengenai aborsi
selektif jenis kelamin dan penolakan anak di pedesaan bahwa anak kedua adalah
laki-laki. Kebijakan ini hanyalah untuk penduduk mayoritas bangsa Han.
Di Cina juga
terdapat panti asuhan untuk anak yatim dan anak terlantar. Akan tetapi hanya 2
persen saja yang dijadikan anak angkat oleh orang lain. Maka Cina juga telah
menginstitusikan program pengambilan anak angkat tingkat internasional, yaitu
supaya ada penduduk dari negara lain yang datang untuk menjadikan anak-anak di
panti asuhan tersebut sebagai anak angkat.
Kemudian pada tahun 2000, terjadi
perbandingan jumlah kelahiran laki-laki sebanyak 117 anak dengan jumlah
perempuan sebanyak 100 anak. Ini adalah jumlah perbandingan yang tinggi, karena
biasanya hanya 106:100. Meskipun perbandingan ini disebabkan oleh adanya
seksisme, akan tetapi pada masa modern ini dikaitkan dengan penyakit hepatitis.
Untuk menanggulangi penyakit ini, maka pemerintah Cina telah menekan harkat
kepada para perempuan.
Pada hasil
perbandingan yang dikatakan tidak seimbang tersebut, maka mewujudkan 30-40 juta
laki-laki yang tidak bisa menikah dengan perempuan. Hal ini menyebabkan
banyaknya laki-laki yang mencari gadis idaman di negara-negara lain dan di pusat-pusat
lokalisasi. Kemudian juga pada beberapa kasus terdapat gadis-gadis yang telah
diculik dan dijual sebagai istri di perkampungan yang jauh (Sutopo,
2009:13-15).
- Geografis
Nama resmi bagi
Cina adalah Republik Rakyat Cina (RRC), yang juga telah menguasai sebagian
besar wilayah Asia bagian Timur. Republik Rakyat Cina terdiri dari pulau-pulau
termasuk Taiwan dan juga termasuk negara terbesar keempat di dunia yang
memiliki daratan yang luas. Di sebelah timur terdapat pantai Laut Kuning dan
Laut Cina timur yang luas dan padat. Sedangkan pesisir laut Cina lebih
bergunung-gunung. Bagian selatan didominasi oleh daerah berbukit dan jajaran
gunung-gunung yang rendah. Pada bagian tengah timur terdapat delta dari dua
sungai besar di Cina, yaitu Huang He dan
Chang Jiang. Terdapat juga sungai-sungai utama lainnya adalah Xi Jiang, Mekong,
Brahmaputra, dan Amur.
Bagian barat
wilayah Cina terdapat jajaran gunung-gunung yang utama, khususnya Himalaya
dengan titik tertinggi di Cina Gunung Everest. Sedangkan ciri-ciri plato tinggi
yang berada diantara bentang daratan yang lebih kering dari gurun seperti
Takla-Makan dan Gobi. Musim kemarau panjang dan rendahnya pertanian telah
membuat adanya badai debu yang menjadi suatu hal yang sudah biasa bagi
masyarakat Cina pada musim semi (Sutopo, 2009:12-13).
- Ekonomi
Republik Rakyat
Cina telah mencirikan sistem ekomoninya dengan sosialisme. Sejak tahun 1978, pemerintah Cina telah
mengadakan perbaikan dari yang semula menganut sistem ekonomi terencana ala Uni
Soviet ke Ekonomi yang berorientasi pada pasar. Akan tetapi, hal ini masih ada
pada kerangka kerja politik yang kaku dari Partai Komunis Cina. Oleh karena
itu, maka para pejabat telah melakukan peningkatan kekuasaan pada pejabat lokal
dan memasang manager di dalam produksi, mengijinkan perusahaan skala kecil
dalam melakukan jasa dan produksi ringan. Selain itu juga telah menbuka ekonomi
terhadap perdagangan asing dan investasi.
Pemerintah Cina
mewajibkan adanya sistem pertanggungjawaban pada para keluarga didalam pertanian
untuk menggantikan sistem lama yang berdasarkan penggabungan.selain itu
pemerintah juga menambah kuasa pegawai setempat dan pengurus kilang dalam
industri, mengijinkan berbagai usahawan dalam layanan dan perkilangan ringan.
Tidak hanya itu saja, bahkan juga membuka ekonomi pada perdagangan dan
pelabuhan asing, serta pengawasan terhadap harga juga telah dilonggarkan. Hal
ini mengakibatkan wilayah Cina daratan mengalami perubahan dari ekonomi
terpimpin menjadi ekonomi campuran.
Pemerintah Cina
menekankan pada peningkatan pendapatan pribadi dan konsumsi, serta
memperkenalkan sistem managemen baru untuk meningkatkan produktivitas. Selain
itu pemerintah memfokuskan diri pada perdagangan asing sebagai kendaraan utama
untuk pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, maka mereka mendirikan 2000 Zona
Ekonomi Khusus, yaitu adanya hukum investasi yang direnggangkan sebagai metode
untuk menarik modal asing. Hasilnya yaitu pada meningkatnya Produk Domestik
Bruto (PDB) empat kali lipat sejak tahun 1978.
Pada tahun 1999,
Cina menjadi negara ekonomi keenam terbesar di dunia dalam segi nilai tukar
mata uang, serta ketiga terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan USA dalam segi
daya beli. Perkembangan ekonomi Cina dinilai sebagai salah satu yang tercepat
di dunia, yaitu sekitar 7 sampai 8 persen per tahun menurut daftar statistik
pemerintah Cina. Hal inilah yang menjadikan Cina sebagai fokus utama dunia, dan
mengakibatkan hampir semua negara ingin menjalin hubungan dengannya.
Sejak 1 Januari
2002, Cina telah masuk dalam anggota WTO (Organisasi Perdagangan Dunia). Pada
tahun ini, Cina juga telah mengekpor dolar sejumlah 125 miliar kepada USA.
Sedangkan ekspor yang diberikan USA ke Cina adalah 19 miliar dolar. Adanya
perbedaan ini disebabkan oleh fakta yang menyebutkan bahwa orang Amerika telah
mengkonsumsi lebih dari yang mereka produksi, sedangkan orang Cina yang dibayar
rendah tidak mampu untuk membeli produk mahal. Selain itu, Pertukaran valuta
asing antara Cina dan USA terjadi tidak menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh
Cina yang mengikatkan kadar tetap 8 renmimbi pada 1 dolar.
Pada tahun 2003,
PDB Cina menjadi terbesar di dunia dalam segi purchasing power parity dengan mencapai 6,4 triliun. Sedangkan
dengan menggunakan penghitungan konvensional, Cina diurutkan adalam posisi ketujuh.
Laporan ekonomi untuk tahun yang sama ini adalah 9,1 persen. Adanya ukuran
ekonomi yang amat luas dan memiliki budaya yang panjang, maka membuat Cina
mempunyai tradisi menjadi sebuah negara penguasa ekonomi.
Meski begitu,
ternyata telah terjadi kesenjangan kekayaan antara Cina kawasan pesisir pantai
dengan Cina daratan atau pedalaman. Untuk mengantisipasi bahaya kesenjangan
ini, maka Pemerintah Cina telah melaksanakan strategi pembangunan Cina Barat
pada tahun 2000, Pembangunan Kembali Cina Timur Laut pada tahun 2003, dan
Kebangkitan Kawasan Cina Tengah pada tahun 2004. Semuanya itu bertujuan untuk
membantu kawasan Cina pedalaman supaya dapat ikut membangun dan maju bersama
(Sutopo, 2009:15-18).
Daftar Rujukan :
Darini, Ririn. 2010. Garis Besar Sejarah Cina Era Mao.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Lam, N. Mark, Graham, John L. 2007. China Now
Berbisnis di Pasar Paling Dinamis di Dunia. Jakarta: Gramedia
Soepratignyo. 1999. Sejarah Singkat Asia Timur. Malang:
Institut Keguruan Ilmu Pendidikan
Supardi, Nunus, dkk,. 2000. Kelenteng Kuno di DKI
Jakarta dan Jawa Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Sutopo, FX. 2009. Cina: Sejarah Singkat. Yogyakarta:
Garasi
Taniputera, Ivan. 2008. History of China. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media
Wiriatmaja, Rochiati, dkk. 2003. Sejarah dan Peradaban
Cina: Analisis Filosofis-Historis dan Sosio-Antropologis. Bandung:
Humaniora