Minggu, 02 Agustus 2015

Cina pada abad 21 Masehi



Keadaan Keadaan Demografis, Geografis, dan Ekonomi di Cina pada Abad 21 Masehi

Negara China merupakan negara yang juga disebut dengan tirai bambu. China selalu mengalami dinamika atau perkembangan pada berbagai aspek. Misalkan pada pembangunan fisik, kemajuan ekonomi, hingga kehidupan sosial budayanya. Hal tersebut dapat dirangkum dalam tiga sub pembahasan dalam bidang Demografis, Geografis, dan Ekonomi yang ada diuraikan satu persatu pada penjelasan dibawah ini.

  • Demografis
  • Republik Rakyat Cina memandang dirinya sebagai multi-etnis dengan sebanyak 56 etnis yang diakui. Akan tetapi, yang mendominasi dari sebagian dari multi-etnis tersebut adalah etnis Han yang menyusun hampir 93% dari populasi yang ada sehingga menguasai hampir setengah daerah Cina. Penduduk bangsa Han adalah etnis yang heterogen, atau dapat dikatakan sebagai kumpulan berbagai etnik yang menggunakan budaya dan bahasa yang sama. Bahasa yang digunakan adalah bahasa China dan dianggap sebagai satu bahasa atau keluarga bahasa. Sedangkan subdevisi terbesar dari bahasa China adalah bahasa Mandarin. Versi bahasa Mandarin yang dalam dialek Beijing disebut dengan Putonghua. Bahasa ini diajarkan di sekolah dan juga digunakan sebagai bahasa resmi negara China.
    Pada tahun 1949 telah terjadi revolusi Komunis di negara Cina yang menjadikan 59 persen penduduknya menganut paham ateis. Akan tetapi, penduduk yang 33 persen dari mereka masih menganut kepercayaan tradisi atau gabungan dari kepercayaan Budha dan Taoisme. Penganut terbesar agama di negara ini adalah Budha aliran Mahayana yang berjumlah 100 juta orang. Selain itu juga ada yang menganut Budha Therawadha dan Budha Tibet yang telah diamalkan oleh golongan monoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Diperkirakan ada 18 juta penduduk Islam (kebanyaan Sunni) dan 14 Juta Kristen (4 Juta Katolik dan 10 Juta Protestan) di negara ini.
    Negara Cina telah lama mengalami masalah di bidang kependudukan. Dalam usaha membatasi perkembangan populasi penduduk, pemerintah Cina telah mengambil kebijakan dengan membatasi keluarga di perkotaan (etnis minoritas, seperti Tibet dikecualikan) menjadi satu anak sedangkan di pedalaman dua anak (anak pertama adalah perempuan). Akan tetapi, karena lelaki dianggap lebih memiliki nilai ekonomis di wilayah pedesaan maka muncullah insiden tinggi mengenai aborsi selektif jenis kelamin dan penolakan anak di pedesaan bahwa anak kedua adalah laki-laki. Kebijakan ini hanyalah untuk penduduk mayoritas bangsa Han.
    Di Cina juga terdapat panti asuhan untuk anak yatim dan anak terlantar. Akan tetapi hanya 2 persen saja yang dijadikan anak angkat oleh orang lain. Maka Cina juga telah menginstitusikan program pengambilan anak angkat tingkat internasional, yaitu supaya ada penduduk dari negara lain yang datang untuk menjadikan anak-anak di panti asuhan tersebut sebagai anak angkat.
    Kemudian pada tahun 2000, terjadi perbandingan jumlah kelahiran laki-laki sebanyak 117 anak dengan jumlah perempuan sebanyak 100 anak. Ini adalah jumlah perbandingan yang tinggi, karena biasanya hanya 106:100. Meskipun perbandingan ini disebabkan oleh adanya seksisme, akan tetapi pada masa modern ini dikaitkan dengan penyakit hepatitis. Untuk menanggulangi penyakit ini, maka pemerintah Cina telah menekan harkat kepada para perempuan.
    Pada hasil perbandingan yang dikatakan tidak seimbang tersebut, maka mewujudkan 30-40 juta laki-laki yang tidak bisa menikah dengan perempuan. Hal ini menyebabkan banyaknya laki-laki yang mencari gadis idaman di negara-negara lain dan di pusat-pusat lokalisasi. Kemudian juga pada beberapa kasus terdapat gadis-gadis yang telah diculik dan dijual sebagai istri di perkampungan yang jauh (Sutopo, 2009:13-15).
    •  Geografis

    Nama resmi bagi Cina adalah Republik Rakyat Cina (RRC), yang juga telah menguasai sebagian besar wilayah Asia bagian Timur. Republik Rakyat Cina terdiri dari pulau-pulau termasuk Taiwan dan juga termasuk negara terbesar keempat di dunia yang memiliki daratan yang luas. Di sebelah timur terdapat pantai Laut Kuning dan Laut Cina timur yang luas dan padat. Sedangkan pesisir laut Cina lebih bergunung-gunung. Bagian selatan didominasi oleh daerah berbukit dan jajaran gunung-gunung yang rendah. Pada bagian tengah timur terdapat delta dari dua sungai besar di Cina,  yaitu Huang He dan Chang Jiang. Terdapat juga sungai-sungai utama lainnya adalah Xi Jiang, Mekong, Brahmaputra, dan Amur.
    Bagian barat wilayah Cina terdapat jajaran gunung-gunung yang utama, khususnya Himalaya dengan titik tertinggi di Cina Gunung Everest. Sedangkan ciri-ciri plato tinggi yang berada diantara bentang daratan yang lebih kering dari gurun seperti Takla-Makan dan Gobi. Musim kemarau panjang dan rendahnya pertanian telah membuat adanya badai debu yang menjadi suatu hal yang sudah biasa bagi masyarakat Cina pada musim semi (Sutopo, 2009:12-13).

    • Ekonomi

    Republik Rakyat Cina telah mencirikan sistem ekomoninya dengan sosialisme.  Sejak tahun 1978, pemerintah Cina telah mengadakan perbaikan dari yang semula menganut sistem ekonomi terencana ala Uni Soviet ke Ekonomi yang berorientasi pada pasar. Akan tetapi, hal ini masih ada pada kerangka kerja politik yang kaku dari Partai Komunis Cina. Oleh karena itu, maka para pejabat telah melakukan peningkatan kekuasaan pada pejabat lokal dan memasang manager di dalam produksi, mengijinkan perusahaan skala kecil dalam melakukan jasa dan produksi ringan. Selain itu juga telah menbuka ekonomi terhadap perdagangan asing dan investasi.
    Pemerintah Cina mewajibkan adanya sistem pertanggungjawaban pada para keluarga didalam pertanian untuk menggantikan sistem lama yang berdasarkan penggabungan.selain itu pemerintah juga menambah kuasa pegawai setempat dan pengurus kilang dalam industri, mengijinkan berbagai usahawan dalam layanan dan perkilangan ringan. Tidak hanya itu saja, bahkan juga membuka ekonomi pada perdagangan dan pelabuhan asing, serta pengawasan terhadap harga juga telah dilonggarkan. Hal ini mengakibatkan wilayah Cina daratan mengalami perubahan dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi campuran.
    Pemerintah Cina menekankan pada peningkatan pendapatan pribadi dan konsumsi, serta memperkenalkan sistem managemen baru untuk meningkatkan produktivitas. Selain itu pemerintah memfokuskan diri pada perdagangan asing sebagai kendaraan utama untuk pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, maka mereka mendirikan 2000 Zona Ekonomi Khusus, yaitu adanya hukum investasi yang direnggangkan sebagai metode untuk menarik modal asing. Hasilnya yaitu pada meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) empat kali lipat sejak tahun 1978.
    Pada tahun 1999, Cina menjadi negara ekonomi keenam terbesar di dunia dalam segi nilai tukar mata uang, serta ketiga terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan USA dalam segi daya beli. Perkembangan ekonomi Cina dinilai sebagai salah satu yang tercepat di dunia, yaitu sekitar 7 sampai 8 persen per tahun menurut daftar statistik pemerintah Cina. Hal inilah yang menjadikan Cina sebagai fokus utama dunia, dan mengakibatkan hampir semua negara ingin menjalin hubungan dengannya.
    Sejak 1 Januari 2002, Cina telah masuk dalam anggota WTO (Organisasi Perdagangan Dunia). Pada tahun ini, Cina juga telah mengekpor dolar sejumlah 125 miliar kepada USA. Sedangkan ekspor yang diberikan USA ke Cina adalah 19 miliar dolar. Adanya perbedaan ini disebabkan oleh fakta yang menyebutkan bahwa orang Amerika telah mengkonsumsi lebih dari yang mereka produksi, sedangkan orang Cina yang dibayar rendah tidak mampu untuk membeli produk mahal. Selain itu, Pertukaran valuta asing antara Cina dan USA terjadi tidak menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh Cina yang mengikatkan kadar tetap 8 renmimbi pada 1 dolar.
    Pada tahun 2003, PDB Cina menjadi terbesar di dunia dalam segi purchasing power parity dengan mencapai 6,4 triliun. Sedangkan dengan menggunakan penghitungan konvensional, Cina diurutkan adalam posisi ketujuh. Laporan ekonomi untuk tahun yang sama ini adalah 9,1 persen. Adanya ukuran ekonomi yang amat luas dan memiliki budaya yang panjang, maka membuat Cina mempunyai tradisi menjadi sebuah negara penguasa ekonomi.

    Meski begitu, ternyata telah terjadi kesenjangan kekayaan antara Cina kawasan pesisir pantai dengan Cina daratan atau pedalaman. Untuk mengantisipasi bahaya kesenjangan ini, maka Pemerintah Cina telah melaksanakan strategi pembangunan Cina Barat pada tahun 2000, Pembangunan Kembali Cina Timur Laut pada tahun 2003, dan Kebangkitan Kawasan Cina Tengah pada tahun 2004. Semuanya itu bertujuan untuk membantu kawasan Cina pedalaman supaya dapat ikut membangun dan maju bersama (Sutopo, 2009:15-18).

    Daftar Rujukan :
    Darini, Ririn. 2010. Garis Besar Sejarah Cina Era Mao. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
    Lam, N. Mark, Graham, John L. 2007. China Now Berbisnis di Pasar Paling Dinamis di Dunia. Jakarta: Gramedia
    Soepratignyo. 1999. Sejarah Singkat Asia Timur. Malang: Institut Keguruan Ilmu Pendidikan
    Supardi, Nunus, dkk,. 2000. Kelenteng Kuno di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
    Sutopo, FX. 2009. Cina: Sejarah Singkat. Yogyakarta: Garasi
    Taniputera, Ivan. 2008. History of China. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
    Wiriatmaja, Rochiati, dkk. 2003. Sejarah dan Peradaban Cina: Analisis Filosofis-Historis dan Sosio-Antropologis. Bandung: Humaniora